Oslan Husein (lahir di Padang, Sumatra Barat, 8 April 1931 –
meninggal di Jakarta, 16 Agustus 1972 pada umur 41 tahun) , terkenal dengan
sebutan Oslan, adalah seorang penyanyi dan aktor Indonesia. Pada era 50-an Oslan terkenal karena menyanyikan
lagu-lagu berbahasa Minang. Diantara lagu yang sangat populer dibawakannya
adalah "Kampuang Nan Jauh di Mato" dan lagu klasik Idul Fitri
"Lebaran" (Selamat Hari Lebaran).
Oslan Husein anak
ke empat dari tujuh bersaudara, ayahnya seorang pedagang kain Para Karambia bernama
Husein. Oslan menghabiskan masa kecilnya di Padang, dan memulai menyukai seni
suara sejak masih duduk di Daisan Kotogomikun Gakko (sekarang Sekolah Dasar).
Kemudian terus berlanjut hingga SMP. Menginjak SMA karena berbagai hal Oslan
tidak menyelesaikan sekolahnya hingga tamat, kebetulan masa SMA Oslan
berdekatan dengan masa kemerdekaan Republik Indonesia. Saat menjadi Tentara
Pelajar Oslan sering menyanyi untuk menghibur dan membangkitkan semangat
kawan-kawannya.
Pengalaman
bernyanyi pertama kali didapatinya, saat dia mencoba mengamen dengan
menyenandungkan ayat-ayat suci Al-Quran di depan gerbang sebuah pasar malam di
Padang, kemudian banyak orang yang tertarik dan memberinya uang. Dari
pengalaman tersebut Oslan yakin, bahwa dengan tarik suara bisa mendatangkan
uang. Oslan juga memiliki selera humor yang cukup tinggi, tetapi dalam
menghibur dia sadar, bahwa dia tak akan bisa menjadi seorang pelawak. Timbre
suaranya memiliki karakter yang cukup unik, ada sedikit warna genit pada gaya menyanyi popnya.
Pada tahun 1950, ketika usianya baru 19 tahun, Oslan nekad
merantau ke Jakarta .
Di Jakarta dulu ia tinggal di seputar daerah Keramat Sentiong. Oslan mulai
mencari-cari pekerjaan di Jakarta ,
Ia sempat bekerja pada Departemen
Pekerjaan Umum (DPU). Pada suatu waktu bertemulah Oslan dengan sahabat lamanya
yang bernama Alwi, kelak orang inilah yang sangat berjasa pada karir Oslan.
Kemudian Alwi mencoba membawa dan mengenalkan Oslan pada sebuah grup musik yang
bernama Kinantan. Tiga tahun kemudian bersama grup musik tersebut, Oslan mulai
bersentuhan dengan dunia film. Seperti pada film "Harimau Tjampa"
(1953). Setelah itu ada beberapa film lagi yang soundtracknya dinyanyikan oleh
Oslan. Diantaranya "Arini"(1955), "Daerah Hilang" (1956).
Pada masa itu ketenaran Oslan sebagai penyanyi lagu daerah
Minang semakin meningkat bersama band "Teruna Ria" yang didirikannya
bersama Moes DS pada tahun 1959. Ombak buruih, Urang Tolong, Sinandi-Nandi dan
Kaparinyo adalah beberapa lagu populer yang dinyanyikan Oslan bersama orkes
Teruna Ria. Ketenaran Oslan telah dapat disejajarkan dengan orkes-orkes
terkenal lainnya seperti Orkes Gumarang dan Orkes Kumbang Tjari. Oslan Husein
juga mempopulerkan sejumlah lagu hits berbahasa Indonesia, diantaranya lagu
klasik yang juga terkenal di Malaysia dan Singapura, Lebaran ciptaan pemimpin
Orkes Widjaja Kusuma M. Jusuf[3], Menimbang Rasa ciptaan Oslan sendiri, AndeTja
AndeTji (Andeca Andeci) dan Stambul Cha Cha. Lagu Stambul Cha Cha
didendangkannya dengan jenaka dalam bahasa campur aduk Indonesia, Betawi dan
Minang.
Oslan baru muncul di layar putih pada tahun 1961 lewat film
yang berjudul "Detik Detik Berbahaya" , sebagai Pemeran Pembantu
bersama sahabat lamanya Alwi, kemudian juga pada film "Seribu
Langkah" dan "Kasih Tak Sampai".[2] Dalam film "Hadiah
2.000.000." dia menjadi Peran Utama, juga bersama Alwi. Tetapi setelah itu
dia lebih banyak memegang Peran Pembantu, diantaranya dalam "Antara Timur
dan Barat" (1963), "Madju Tak Gentar" (1965), "Belaian Kasih"
(1966). Semenjak tahun 1967, Oslan lebih banyak muncul di panggung sebagai
penyanyi dan pelawak bersama kawan duetnya Alwi. Lalu di tahun 1970 bersama Ernie Djohan mereka
membentuk grup Erosa (Erni - Oslan - Alwi). Sebagi pengisi tetap acara Siaran
ABRI RRI Studio Jakarta. Ia meninggal setelah menderita sakit yang cukup lama
di Rumah Sakit Ancol, Jakarta.
Ini beberapa lagu rekamannya. Sayang saat itu belum ada live performance Uda Oslan:
AYAM DEN LAPEH
BABENDI BENDI
KAMBANGLAH BUNGO PARAUITAN
KAMPUANG NAN JAUH DI MATO
KAPARINYO
LEBARAN
PASAR BARU
SINANDI NANDI
No comments:
Post a Comment